Meraih Taubat Nasuha

 carasunda.com- Meraih Taubat Nasuha

الحدالله ربّ العلمينَ، والصلاةُوالسّلامُ على نبينامحمدٍخاتَمِ النبيين، وعلى آلهِ وأصحابه ومن تبعهم بإحسانٍ إلى يومِ الدَّين. أمابعد

Duduk di masjid sebagai upaya taqarrub kepada Allah. Sebagai manusia, tentu menyadari banyak kesalahan dan kealfaan yang melalaikan diri kita. Sebaik-baik manusia yakni yang bersegera bertaubat kepada Allah. 

Rasulullah sebagai manusia yang maksum, tetapi beliau tetap memohon ampunan kepada Allah. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam beristigfar sebanyak 70 kali dalam sehari. Hal ini seperti sabdanya dari abu hurairah, berbunyi :

 قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

Artinya : Abu Hurairah berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar (meminta ampunan) dan bertaubat kepada Allah dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali. (Bukhari 5832)

Pada hadis lain, diceritakan bahwa Rasulullah beristighfar sebanyak 100 kali dalam sehari. Hal ini di dasarkan pada hadis yang berbunyi :

 عَنْ الْأَغَرِّ الْمُزَنِيِّ وَكَانَتْ لَهُ صُحْبَةٌ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّهُ لَيُغَانُ عَلَى قَلْبِي وَإِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ

Artinya : Dari Al Aghar Al Muzanni, -salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, - Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya hatiku tidak pernah lalai dari dzikir kepada Allah, susungguhnya Aku beristighfar seratus kali dalam sehari. (Muslim 4870)

Tentunya kita yang tidak maksum, selayaknya bersegera bertaubat kepada Allah dan membaca istfighfar kepada allah sebanyak-banyaknya. 

Dalam Kitab Adz Tadzkiroh karya imam al qurtubi, orang yang ingat mati akan di muliakan dengan : 

1. Bersegera bertaubat

2. Qanaah, tidak berambisi terhadap dunia

3. Orang tersebut akan rajin beribadah kepada Allah

Oleh karena itu bersegeralah untuk beramal shalih. Amal shalih lah yang menemani di akhirat. Perhatikanlah hadis dari anas bin malik di bawah ini : 

 أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ

Artinya : Anas bin Malik menuturkan, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda : Mayyit diiringi tiga hal, yang dua akan kembali sedang yang satu terus menyertainya, ia diiringi oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali, sedang amalnya akan terus tetap bersamanya. (HR. Bukhari 6033, HR. Muslim 5260)

Ketika mengetahui hadis ini, maka berusahalah beramal shalih. Kelak orang yang telah meninggal menyesal

tidak bisa beramal shalih lagi, sebagaimana firman Allah dalam QS Mukminum 99-100

حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ ٱلْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ٱرْجِعُونِ(٩٩)

Artinya : (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia). (99)

لَعَلِّىٓ أَعْمَلُ صَٰلِحًا فِيمَا تَرَكْتُۚ كَلَّآۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَاۖ وَمِن وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ (١٠٠)

Artinya : Agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan. (100)

Dengan kedua ayat diatas, hendaknya kita merenungkannya lalu beramal shalih. Jangan sampai menyesal di akhirat.

Setelah meninggal dunia, hanya tiga amal yang tidak terputus yakni amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan orang tuanya. Hal ini didasarkan kepada hadis dari Abu Hurairah, berbunyi : 

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya : Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa'at baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya. (Muslim 3084)

Hadis diatas hendaknya motivasi kita untuk bersegera beramal shalih. 

Imam Nawawi Dalam Kitab Riyadhus Shalihin bab taubat bahwa : taubat itu wajib. Dosa antara dirinya dengan Allah, maka syaratnya taubatnya :

1. Hendaklah meninggalkan kemaksiatan/dosa itu

2. Hendaklah menyesal dengan apa yang telah ia perbuat

3. Berazam untuk tidak mengulangi pernuatan maksiat/dosa tersebut

Apabila dari ketiga syarat taubat tersebut tidak dilakukan, maka taubatnya tidak sah

Apabila kemaksiatan itu terkait sesama manusia, maka syarat taubatnya :

1. Hendaklah meninggalkan kemaksiatan/dosa itu

2. Hendaklah menyesal dengan apa yang telah ia perbuat

3. Berazam untuk tidak mengulangi pernuatan maksiat/dosa tersebut

4. Urusan dengan manusianya harus diselesaikan, misal : menggibahi orang lain maka harus minta keridhaan yang di gibahinya

Pertaubatan itu perkara yang sangat penting sekali. 

الحدالله ربّ العلمينَ

Subscribe to receive free email updates:

0 Komentar untuk "Meraih Taubat Nasuha"

Post a Comment